Rabu, 23 November 2011

Nilai Etika

Nilai Sosial

Nilai sosial adalah sebuah patokan bagi manusia dalam menjalani kehidupannya dengan orang lain. Nilai sosial ini diyakini memiliki kemampuan untuk memberi arti dan memberi penghargaan terhadap orang lain. Nilai sosial ini dibedakan lagi menjadi dua macam yaitu, nilai yang pada hakikatnya bersifat sosial dan nilai ini meliputi ikatan keluarga, persahabatan, dan cinta terhadap negeri, kemudian yang kedua adalah nilai yang mendukung nilai pertama (hakikat sosial). Nilai kedua inilah yang dipakai manusia untuk berelasi dengan dunia sosialnya.

Nilai Budaya

Nilai budaya merupakan bentuk nyata dari usahanya untuk memanusiakan manusia (civilization). Nilai budaya adalah proses kemajuan manusia di masa lampau kemudian menjadi titik tolak untuk melanjutkan kehidupannya di masa sekarang dan masa depan.

Nilai Religius

Nilai religius ini memfokuskan relasi manusia yang berkomunikasi dengan Tuhan. Scheler mengungkapkan bahwa dalam hubungan dengan Tuhan, manusia mendapatkan pengalaman mengagumkan yang tak terhapuskan mengenai Personalitas Luhur yang digambarkan secara metaforis dalam dogma-dogma agama, ritus-ritus, dan mitos. Untuk memahami nilai religius ini, hanya dengan iman dan cinta terhadap manusia dan dunialah manusia menyadari bahwa Tuhan itu merupakan Pencipta, Yang Mahatahu, dan Hakim bagi dunia ini. Melalui nilai religius ini, manusia berhubungan dengan Tuhannya melalui kebaktian, pujian dan doa, kesetiaan dan kerelaan berkurban bagi Tuhan.

Nilai Moral

Nilai moral merupakan sistem nilai utama antara nilai-nilai yang ada dalam diri manusia dengan nilai-nilai yang ditemukan dalam sebuah era atau bangsa.[ Nilai moral ini adalah nilai yang menjadikan manusia berharga, baik, dan bermutu sebagai manusia. Nilai moral untuk masyarakat tertentu meliputi nilai yang memajukan manusia, antara lain internasionalisme dan kerjasama antarbangsa.


Nilai Intrinsik

Nilai intrinsik adalah nilai yang dikejar demi kepentingan diri sendiri. Yang termasuk dalam nilai ini adalah keinginan manusia dalam memenuhi kesehatan tubuh dan jiwanya, ilmu pengetahuan, kedamaian batin, persahabatan, dan kebutuhan religius.

Budaya Etika

PERLUNYA BUDAYA ETIKA

Pendapat umum dalam bisnis bahwa perusahaan mencerminkan kepribadian pemimpinnya. Hubungan antara CEO dengan perusahaan merupakan dasar budaya etika. Jika perusahaan harus etis, maka manajemen puncak harus etis dalam semua tindakan dan kata-katanya. Manajemen puncak memimpin dengan memberi contoh. Prilaku ini adalah budaya etika.

Bagaimana budaya etika diterapkan

Tugas manajemen puncak adalah memastikan bahwa konsep etikanya menyebar di seluruh organisasi, melalui semua tingkatan dan menyentuh semua pegawai. Hal tersebut dicapai melalui metode tiga lapis yaitu :

  1. Menetapkan credo perusahaan;

Merupakan pernyataan ringkas mengenai nilai-nilai etis yang ditegakkan perusahaan, yang diinformasikan kepada orang-orang dan organisasi-organisasi baik di dalam maupun di luar perusahaan.

  1. Menetapkan program etika;

Suatu sistem yang terdiri dari berbagai aktivitas yang dirancang untuk mengarahkan pegawai dalam melaksanakan lapis pertama. Misalnya pertemuan orientasi bagi pegawai baru dan audit etika.

  1. Menetapkan kode etik perusahaan

Setiap perusahaan memiliki kode etiknya masing-masing. Kadang-kadang kode etik tersebut diadaptasi dari kode etik industri tertentu.

Profesi Akuntansi

Definisi Profesi Akuntansi

Definisi akuntansi adalah proses mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk membantu pertimabangan dan pengambilan keputuasan yang tepat bagi pemakai informasi tersebut.

Pemakai informasi akuntansi adalah sebagai berikut :

Pihak Intern yaitu pihak di dalam organisasi manajemn perusahaan (pimpinan perusahaan)

Pihak Ekstern yaitu pihak yang berada di luar tubuh perusahaan:

Pemilik Perusahaan

Pengelola perusahaan

Karyawan

Kreditor

Investor

Pemerintah

Rekanan perusahaan

Bidang-bidang akuntansi

1. Akuntansi Keuangan (Financial Accounting): Kegiatan akuntansi untuk suatu unit ekonomi secara keseluruhan yaitu berhuubungan pelaporan posisi keuangan mulai dari proses pencatatan, sampai kepada pertanggungjawaban kepada pihak yang terkait.

2. Akuntansi Pemeriksaan (Auditing): bidang aktifitas yang menyangkut pemerikasaan atas catatan-catatan akuntansi secara bebas yang mendukung laporan keuangan suatu perusahaan dan akhirnya mengeluarkan suatu pernyataan pendapat mengenai kelayakan dan kewajaran laporan keuangan tersebut.

3. Akuntansi Manajemen (Managament Accounting): jenis akuntansi yang menggunakan data historis dan data taksiran untuk membantu manajemen dalam operasi sehari-hari dan perencanaan operasi mendatang yang bertujuan untuk menyajikan informasi pengambilan keputusan yang relevan kepada manajemen perusahaan(pihak intern)

4. Akuntansi Biaya (Cost Accounting): menitik beratkan pada masalah penetapan dan pengendalian biaya terutama biaya produksi suatu abrang.

5. Akuntansi Anggaran (Budgentary Accounting): menyajikan rencana operasi keuangan untuk suatu periode tertentu, melalui pencatatan dan meringkas data pelaksanaan operasi.

6. Sistem Akuntansi (Accounting System): sistem yang dirancang untuk melindungi dan mengawasi kekayaan perusahaan sehingga dapat dilakukan pengendalian intern dan menciptakan arus laporan yang efisien dan berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan.

7. Akuntansi Pajak (Tax Accounting):m Penyusunan surat pemberitahuan pajak, serta mempertimbangkan konsekuensi perpajakan dari transaksi usaha yang direncanakan atau encari alternatif terbaik.

8. Akuntansi Pemerintah (Government Accounting): menyediakan laporan akuntansi yang bermanfaat mengenai aspek kepengurusan administrasi pemerintah, serta membantu manajemen dalam melaksanakan pengawasan atas pengeluaran melalui anggaran sesuai dengan ketentuan undang-undang yang berlaku.

9. Akuntansi Sosial (Social Accounting): menyangkut penggunaan dana-dana kesejahteraan sosial dalam masyarakat

10. Akuntansi Internasional (International accounting): berhubungan dengan masalah perdagangan internasional dan perdagangan multinasional.

11. Akuntansi Pendidikan (Educational Accounting): bidang khusus yang menyangut pendidikan akuntansi.

Profesi Akuntansi

1. Akuntan Publik (Public Accountant): akuntan independen yang memberikan jasa-jasanya atas dasar pembayaran tertentu. Akuntan publik pada umumnya mendirikan suatu kantor akuntan dan memperoleh izin dari departemen keuangan.

2. Akuntan Internal (Private Accountant): akuntan yang bekerja pada perusahaan atau lembaga tertentu dan bertugas khusus di bidang akuntansi intern perusahaan untuk membantu pengelola perusahaan.

3. Akuntan Pemerintah (Government Accountant): akuntan yang bekerja sebagai pemeriksa atau auditor untuk pemerintah dan dapat membantu mengadakan pengawasan dalam pengeluaran dana dari masyarakat sesuai dengan peraturan yang berlaku.

4. Akuntan Manajemen (Managament Accountant): akuntan yang kegiatannya membantu pimpinan perusahaan baik untuk kegiatan sehari-hari atau perencanaan di masa yang akan datang.

5. Akuntan Pendidik (Accountant Instruction): Akuntan yang bekerja sebagai pengajar pendidikan dan keterampilan akuntansi.

Jumat, 04 November 2011

Perilaku Etika Dalam Bisnis

Menurut Dharmmesta dan Handoko (1982:56-73), faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah sebagai berikut:

a. Kebudayaan

Kebudayaan ini sifatnya sangat luas dan menyangkut segala aspek kehidupan manusia. Oleh Stanton, kebudayaan ini didefinisikan sebagai berikut”

“ Kebudayaan adalah simbol dan fakta yang komplek, yang diciptakan oleh manusia, diturunkan dari generasi kegenerasi kegenerasi sebagai penentu dan pengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat yang ada”. (Swasta dan Irawan, 2002:107)

Perilaku manusia cenderung untuk menyerap adat kebiasaan kebudayaan.Mempelajari perilaku konsumen adalah mempelajari perilaku konsumen juga ditentuka oleh kebudayaan yang tercermin pada cara hidup, kebiasaan dan tradisi dalam permintaan akan bermacam-macam barang dan jasa di pasar.

b. Kelas Sosial

Kelas sosial disebut juga sebagai pelapisan sosial menurut Pitirim A, Sorokin dapat didefinisikkan secara sederhana sebagai berikut:

“Pelapisaan sosial adalah perbedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas-kelas secara bertingkat”. (Swasta dan Handoko, 1982:62).

Ada tiga kriteria yang bisa dipakai untuk mengelompokkan anggota-anggota masyarakat ke dalam kelas-kelas tertentu yaitu:

1) Golongan atas

Yang termasuk dalam kelas ini antara lain : pengusaha-pengusaha kaya, pejabat-pejabat tinggi.

2) Golongan menengah

Yang termasuk dalam kelas ini antara lain: karyawan instansi pemerintah, pengusaha menengah.

3) Golongan rendah

Yang termasuk dalam kelas ini antara lain: buruh-buruh pabrik, pegawai rendah, tukang becak dan pedagang kecil.(Swastha, dan Handoko, 1982:63)

Pembagian masyarakat kedalam kenyataan masing-masing golongan mempunyai tingkat kebahagian sendiri.

c. Kelompok referensi

Kelompok referensi kecil juga mempengaruhi perilaku seseorang dalam pembeliannya, dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku.

Kelompok referensi menurut kotler (1997:157) adalah:

“Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung atau pengaruh tidak langsung terhadap pendirian atau perilaku seseorang”.

Sedangkan menurut pendapat Swasta dan Handoko (1982:68), adalah sebagai berikut:

“Kelompok referensi (referensi group) adalah kelompok sosial yang menjadi ukuran seseorang (bukan anggota kelompok tersebut) untuk membentuk kepribadian dan perilaku”.

d. Keluarga

Masing-masing individu akan mempunyai hubungan dengan keluarganya baik itu keluarga yang terbentuk karena ikatan perkawinan, hubungan darah maupun proses adopsi.

Dalam keluarga masing-masing anggota dapat berbuat hal yang berbeda untuk membeli ataupun mendapatkan sesuatu.

Setiap anggota keluarga memiliki selera dan keinginan yang berbeda. Oleh karna itu, keputusan membeli seorang individu seringkali dipengaruhi oleh individu lain dalam keluarganya.

Stanton (1996: 150) mendefinisikan keluarga sebagai:

“ Kelompok sosial yang terkecil yang mempengaruhi persepsi kita, dan dalam banyak kasus keluarga merupakan kekuatan sosial yang paling kuat daya pengaruh terhadap perilaku konsumen”.

Prinsip etika & Perilaku

  1. Kejujuran (Honesty)
  2. Memegang prinsip (Integrity)
  3. Memelihara janji (Promise Keeping)
  4. Kesetiaan (Fidelity)
  5. Kewajaran (Fairness)
  6. Suka membantu orang lain (Caring for other)
  7. Hormat kepada orang lain (Respect for other)
  8. Warga negara yang bertanggung jawab (Responbility citizenship)
  9. Mengejar keunggulan (pursuit of excellence)
  10. Dapat dipertanggungjawabkan (accountability)

Mempertahankan standar etika & tanggung jawab perusahaan

  1. Cara mempertahankan standar etika
  1. Menciptakan kepercayaan perusahaan
  2. Jalankan kode etik
  3. Lindungi hak perorangan
  4. Adakan pelatihan etika
  5. Lakukan audit etika secara periodik
  6. Pertahankan standar yang tinggi tentang tingkah laku, jagan hanya aturan
  7. Hindari contoh etika yang tercela
  8. Ciptakan budaya komunikasi dua arah

Tujuan akhir dari suatu entiti bisnis adalah terciptanya Stakeholders Loyalty, dimana hal ini dapat tercipta dari Stakeholder Satisfaction.

Kata kunci untuk menciptakan stakeholder satisfaction adalah penerapan etika bisnis dalam mengoperasikan entiti bisnis atau dalam menjalankan suatu bisnis.