Jumat, 04 November 2011

Perilaku Etika Dalam Bisnis

Menurut Dharmmesta dan Handoko (1982:56-73), faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah sebagai berikut:

a. Kebudayaan

Kebudayaan ini sifatnya sangat luas dan menyangkut segala aspek kehidupan manusia. Oleh Stanton, kebudayaan ini didefinisikan sebagai berikut”

“ Kebudayaan adalah simbol dan fakta yang komplek, yang diciptakan oleh manusia, diturunkan dari generasi kegenerasi kegenerasi sebagai penentu dan pengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat yang ada”. (Swasta dan Irawan, 2002:107)

Perilaku manusia cenderung untuk menyerap adat kebiasaan kebudayaan.Mempelajari perilaku konsumen adalah mempelajari perilaku konsumen juga ditentuka oleh kebudayaan yang tercermin pada cara hidup, kebiasaan dan tradisi dalam permintaan akan bermacam-macam barang dan jasa di pasar.

b. Kelas Sosial

Kelas sosial disebut juga sebagai pelapisan sosial menurut Pitirim A, Sorokin dapat didefinisikkan secara sederhana sebagai berikut:

“Pelapisaan sosial adalah perbedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas-kelas secara bertingkat”. (Swasta dan Handoko, 1982:62).

Ada tiga kriteria yang bisa dipakai untuk mengelompokkan anggota-anggota masyarakat ke dalam kelas-kelas tertentu yaitu:

1) Golongan atas

Yang termasuk dalam kelas ini antara lain : pengusaha-pengusaha kaya, pejabat-pejabat tinggi.

2) Golongan menengah

Yang termasuk dalam kelas ini antara lain: karyawan instansi pemerintah, pengusaha menengah.

3) Golongan rendah

Yang termasuk dalam kelas ini antara lain: buruh-buruh pabrik, pegawai rendah, tukang becak dan pedagang kecil.(Swastha, dan Handoko, 1982:63)

Pembagian masyarakat kedalam kenyataan masing-masing golongan mempunyai tingkat kebahagian sendiri.

c. Kelompok referensi

Kelompok referensi kecil juga mempengaruhi perilaku seseorang dalam pembeliannya, dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku.

Kelompok referensi menurut kotler (1997:157) adalah:

“Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung atau pengaruh tidak langsung terhadap pendirian atau perilaku seseorang”.

Sedangkan menurut pendapat Swasta dan Handoko (1982:68), adalah sebagai berikut:

“Kelompok referensi (referensi group) adalah kelompok sosial yang menjadi ukuran seseorang (bukan anggota kelompok tersebut) untuk membentuk kepribadian dan perilaku”.

d. Keluarga

Masing-masing individu akan mempunyai hubungan dengan keluarganya baik itu keluarga yang terbentuk karena ikatan perkawinan, hubungan darah maupun proses adopsi.

Dalam keluarga masing-masing anggota dapat berbuat hal yang berbeda untuk membeli ataupun mendapatkan sesuatu.

Setiap anggota keluarga memiliki selera dan keinginan yang berbeda. Oleh karna itu, keputusan membeli seorang individu seringkali dipengaruhi oleh individu lain dalam keluarganya.

Stanton (1996: 150) mendefinisikan keluarga sebagai:

“ Kelompok sosial yang terkecil yang mempengaruhi persepsi kita, dan dalam banyak kasus keluarga merupakan kekuatan sosial yang paling kuat daya pengaruh terhadap perilaku konsumen”.

Prinsip etika & Perilaku

  1. Kejujuran (Honesty)
  2. Memegang prinsip (Integrity)
  3. Memelihara janji (Promise Keeping)
  4. Kesetiaan (Fidelity)
  5. Kewajaran (Fairness)
  6. Suka membantu orang lain (Caring for other)
  7. Hormat kepada orang lain (Respect for other)
  8. Warga negara yang bertanggung jawab (Responbility citizenship)
  9. Mengejar keunggulan (pursuit of excellence)
  10. Dapat dipertanggungjawabkan (accountability)

Mempertahankan standar etika & tanggung jawab perusahaan

  1. Cara mempertahankan standar etika
  1. Menciptakan kepercayaan perusahaan
  2. Jalankan kode etik
  3. Lindungi hak perorangan
  4. Adakan pelatihan etika
  5. Lakukan audit etika secara periodik
  6. Pertahankan standar yang tinggi tentang tingkah laku, jagan hanya aturan
  7. Hindari contoh etika yang tercela
  8. Ciptakan budaya komunikasi dua arah

Tujuan akhir dari suatu entiti bisnis adalah terciptanya Stakeholders Loyalty, dimana hal ini dapat tercipta dari Stakeholder Satisfaction.

Kata kunci untuk menciptakan stakeholder satisfaction adalah penerapan etika bisnis dalam mengoperasikan entiti bisnis atau dalam menjalankan suatu bisnis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar